Senin, 27 Juni 2011

MIMPI YANG TERBELI


MIMPI YANG TERBELI
Sisa hidup seorang anak manusia menggambarkan sebuah kisah kehidupan, memberikan sebuah cerita yang sulit untuk diukirkan . sebuah jalan yang tak mudah ketika engkau harus memilih antara cita dan mimpi. harapan salah satu pilihan yang dapat  membangkitkan sebuah cita di dalam jiwanya. selalu bermimpi menjadikannya penghayal yang ulung, harapan yang begitu tinggi menjadikannya sering berimjinasi, entah karena  cita, harapan, mimpi, atau karena tak ada jalan untuk menjadi kenyataan.
          pilihan menjadikannya tak mampu bergerak , kehidupan menjadi sangat sulit ketika ia harus memilih. Sulit memecahkan masalah yang timbul di dalam dirinya. tak ada penyelesaian yang pasti, semuanya menggantung seolah tak ada harapan maupun mimpi. ia berjalan menusuri jalan  kehidupan yang begitu terjal, tajam dan berduri. mungkin sedikit berlebiahan , tapi itulah kehidupan terkadng kita harus memilih untuk menjalani kisah kita yang selanjutnya. Manusia yang menjadikan dirinya sebagai orang yang memiliki mimpi yang tinggi sering kali menjatuhkan dirinya sangat jauh. Mengapa tak ada yang berjalan seperti yang di inginkan.
          ia berjalan dengan sebuah tas kecil di pundaknya, berjalan menusuri jalan yang begitu gersang dengan cahaya yang begitu manguras tenaganya, sambil memandang di kejauhan sana. entah apa yang ada di dalam benaknya, entah apa yang tengah ia pikirkan. ia seperti tak mempunyai arah, bingung, tak tahu harus melangkah ke arah yang mana agar hidupnya dapat menjadi lebih ringan. Cahaya itu benar-benar mengurus keringatnya. Anak manusia yang hilang, oh tidak itu bukanlah hilang tapi kehilngan arah , karena mimpinya yang terampas.
          “ sayang, aku tak bisa berucap banyak”. bergumam dirinya dalam kelelahan. semua, semua yang berada dihadapannya seolah tak memiliki arti apa-apa lagi baginya. ia hanya dapat melihat kenyataan, bahwa ia sudah terjatuh. sosok pembawa harapan yang di dambanya hadir di dalam perjalanan hidupnya yang menyedihkan, sepertinya hanya sia-sia, entah kapan dan entah sampai kapan aku harus menunggunya ini benar-benar menyiksa ku”.  kemana harus ku bawah langkah kakiku ini  agar semua mimpi-mimpi itu dapat kembali. pertanyaan yang begitu sederhana namun cukup rumit untuk dijawab, adakah diantara kita yang pernah berpikir mengenai  mimpi-mimpi seseorang yan g hilang karena diri kita, karena keegoisan yang membutakan pandangan kita dari derita yang sedang orang lain alami.
          sayangnya manusia, oh kebanyakan manusia henya memikirkan  mengenai kebahagiaan dan kepentingan pribadi dan kesenangan hati mereka, meskipun ada sebagian orang yang masih bisa merasakan mungkin hanya sekedar merasakan , mengenai penderitaan orang lain, kebanyakan   diantara kita hanya banyak bicara  berkomentar dan menarik kesimpulan lalu mencelah. “mereka kadang berkata pada ku, kamu itu bisa mikir ngak sih?? aku hanya bisa terdiam ada rasa sedih karena oarang menganggap ku  seperti orang yang begitu bodoh sampai tidak bisa berpikir, entah kesalahan apa yang perna ku lakukan, atau kah ini hanya sebuah cobaan dari tuhan untuk menguatkan keimananku” dalam diamnya ia terus merenungi nasibnya dan bergumam sendiri sebagai pelampiasan kekecewaannya.  Bagaimana kah seorang anak dengan usia yang masih begitu belia hidup sendiri tanpa pilihan yang dapat nia pilih, tanpa harapan yang dapat ia raih , dan tanpa sandaran yang dapat meringaankan beban di pundaknya. Bagaimanakah ia harus menyikapi hidup sementara hidupnya tak berpihak padanya???........
          senyi senyap dan gelap muangkin hanya itu peraasaan yang dapat ia rasakan saat ini. Menangis sendiri di tengah keriangan dan kegembiraan teman-teman sebayanya. Berusaha berdiri tegar di tengah-tengah kesibukan orang-orang dewasa yang tak sepadan dengannya, Ya Allah apakah ini adalah sebuah tuntutan  untukku agar  aku dapat mencapai kerodhoan Mu.
          Surya !!! terdengar suara yang begitu ia krenal , memanggilnya dari sebuah tokoh kue yang ada di hadapannya, oh ternyata itu adalah Dini,  seorang sahabat yang dimilikinya sejak kecil, Dini begitu berharga baginya karena sudah ia anggap seperti kakaknya sendiri, dan satu-satunya orang yang selalu ada ketika ia membutuhkan topangan . Setiap hari ia hanya dapat berbagi kebahagian dan kesedihan dengan temanya  itu,
Surya mau kemana?, pertanyaan itu sering ia lontarkan ketika  Surya akan pergi dan tidak memberitahunya terlebih dahulu, pertanyaan yang sama yang akan ditanyakan oleh seorang ibu , ketika ia meihat anaknya akan pergi dan tidak ia ketahui arahnya.
“mau ke kota!!!!” jawabnya singkat, “ ngapai n dikota? kok ngak ngomong2 ama aku??”  ………    “ngak kok Cuma mau jalan2, bosan dirumah melulu” sedikit mengelas dari jawaban yang seaungguhnya, enytah apa alas an suraya sampai2 ia tidak memberika alas an yang tepat untuk menjawab pertanyaan dari sahabatnya itu, mungkin ada sesuatu yang tengah disembunyikannya.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar